Pelaksanaan Pembangunan Rehab Rekon Wilayah Sulteng III Tersendat

Parigi, Sulteng631 Dilihat

PARIMO.PIJARSULTENG. COM– Dampak Keterlambatan Pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab rekon) hingga deadline penyelesaian pada Juni 2024 tak kunjung selesai. Membuat kepala Sekolah (Kepsek) SD Petapa Kecamatan Parigi Tengah Kabupaten Parimo kewalahan dalam mengatur proses belajar mengajar di sekolah itu dikarenakan  proses belajar mengajar mandek.

Pasalnya, proses pembangunan proyek Rehab Rekon di Sekolahnya belum kunjung rampung penyelesaiannya. Padahal deadline waktunya sampai Juni 2024 tapi hingga ditayangkan berita ini belum kunjung selesai.

” Harapannya pembangunan Sekolah ini cepat rampung agar para siswa bisa belajar dengan baik, ” jelas Erni, S. Pd Kepsek SDN Petapa Kecamatan Parigi Tengah Kabupaten ParimoParimo, saat ditemui media ini di tempatnya kemarin.

Lanjut Erni lagi mengungkapkan memasuki tahun ajaran baru untuk sementara memakai beberapa gedung bangunan yang belum selesai di kerjakan oleh pihak kontraktor. Antara lain jendela, pintu dan paving blok belum terpasang serta properti lainnya belum terpasang.

” Apa boleh buat, jadi sebelum libur kemarin, kami sudah koordinasi kepada pekerja di lokasi untuk tahun ajaran baru nanti kami akan pakai guna proses pembelajaran. Meski sebagian siswa hanya melantai. Adapun mengenai keamanan dan kebersihan bangunan itu, kita bertanggung jawab,” kata Erni.

Kata Erni lagi, untuk pembangunan tersebut tidak di lengkapi dengan mobiler meja dan kursi, dimana pihaknya masih mengunakan sebagian sisa meja dan kursi lama yang di perbaiki kembali.

” Kami berharap agar pekerjaan tersebut secepatnya di tuntaskan, mengingat kegiatan belajar mengajar sudah mulai kembali. Karena dalam kurun waktu selama satu tahun lebih kita melaksanakan pembelajaran di rumah rumah maupun di tempat ibadah” Imbuhnya.

” Kita berharap pembangunan WC juga dapat diselesaikan agar dapat digunakan baik siswa maupun para tenaga pendidik.” harapnya

Saat dikonfirmasi pelaksana pembangunan Rehab Rekon tersebut SH Simatupang mengatakan untuk pekerjaan jendela dan pintu dalam waktu dekat akan dikerjakan. Selain itu, dalam item pekerjaan WC khususnya sumur bor di tiadakan, diupayakan pekerjaan itu bakal dirampungkan dalam dekat ini.

Sebab masa kontraknya diperpanjang dengan keluarnya addendum yang diberikan pihak PPK Balai BPPW proyek ini.

Pihak PPK Balai BPPW, Ramon berdalih agar pembangunan yang dikerjakan pihak rekanan itu diminta mengerjakan secepatnya saat ini tinggal merampungkan kusen pintu, jendela dan properti lainnya.

Karena pekerjaan saat ini masuk Addendum dengan target waktu yang diberikan sampai pertengahan bulan Agustus.

Namun,  kenyataannya dari pantauan media ini di lokasi pekerjaan masih menunggu materialnya karena masih belum ada bahan tersedia di lokasi pekerjaan.

Adapun rekanan yang melaksanakan proyek tersebut adalah dari pihak PT Andica Parsaktian Abadi yang mengerjakan pembangunan gedung sekolah di Wilayah Sulteng III  tersebar di Kabupaten Parigi Moutong ( PARIMO), kabupaten Donggala dan Kota Palu adalah pembangunan gedung sekolah di 10 titik antara lain berada di Kabupaten Parimo itu sekolah di Desa Petapa, Binangga, Kota Palu itu ada di Kelurahan Tipo tepatnya di Dusun Salena, dan Di Kelurahan Silae itu berada di Perumnas dan gedung sekolah Inp Balaroa sedang yang terdapat di Kabupaten Donggala itu Sekolah SMP2 Labuan, SDN 10 Labuan, SDN 7 Tobata, SDN 12 Tantovea.

Menurut sumber pengamat konstruksi, Gazali yang berada di lokasi itu mengatakan Pembangunan gedung sekolah ini menggunakan pagu anggaran Tahun 2023 Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulteng alokasi dana APBN dimenangkan PT. Andica Parsaktian Abadi dengan pagu anggaran 34 Miliar lebih, masa kontrak kerja 330hari kalender sejak 2023.

Pembangunan Sekolah ini sebenarnya menggunakan konsep Risha gedung ramah gempa namun kenyataannya di lapangan berubah menjadi gedung Konvensional.

Katanya pembangunan itu sudah dirubah jastek nya, sehingga pembangunan gedung itu tidak lagi menggunakan konsep Risha tapi menggunakan konsep Konvensional

” Ini bisa dianggap gagal perencanaan jadi jangan heran proyek ini pembangunan agak keteteran membuat pekerja pun terzalimi karena sudah setahun belum kunjung dibayar kan hasil keringatnya, ” Salah satu pengamat konstruksi diaminkan oleh rekan- rekan seprofesinya.YUN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *