PALU. PIJARSULTENG. COM, – Mewakili masyarakat olah raga Sulawesi Tengah (Sulteng), Persambi prihatin terkait upaya ketua Koni Sulteng yang mempercepat musyawarah daerah Koni terkesan ingin mempertahankan kekuasaan dengan cara yang tidak sportif.
“Masa kepengurusan Koni sulteng belum berakhir, kenapa harus dipaksa dipercepat dilakukan bulan Maret, sejauh ini tidak ada alasan yang urgent untuk upaya ini dilakukan selain membangun kesan keinginan upaya mempertahankan kekuasaan. ”
“Sebagai bagian masyarakat olah raga prestasi di sulawesi tengah Kami memandang ini tidak sportif, karena tidak mengindahkan prosesor dalam organisasi terkhusus lagi upaya melawan permenpora no 14 pasal 17 tahun 2024.” jelas Dedi Irawan ketua Harian Pengprov Persambi, Kamis (220/3/2025)
Kata dia, satu organisasi mengatur priodesasi kepengurusannya menjelaskan masa yang sehat bagi suksesi/regenerasi organisasi di mana kesiapan anggotanya bertumbuh secara sehat. Upaya percepatan musda koni hanya menjelaskan tidak sehatnya penggurusan organisasi.
Jika ditanya apanya tidak sehat, maka jawabannya adalah upaya percepatan musda yang tidak sehat, karena ada niat yang tidak sportif. TPP tidak dibentuk dalam prosedur pleno, TPP kasusu membatasi waktu pendaftaran calon ketua sehingga membatasi beberapa nama yang bermaksud mendaftar sebagai calon ketua.
Lebih parah lagi, TPP mengabaikan atau tegasnya melawan permenpora yang tegas tidak memporbolehkan terpidana atau mantan terpidana sebagai calon ketua Koni sebagaimana tertuang dalam pasal 17 permenpora no 14 tahun 2024. Keberanian TPP secara moral dapalah disebut upaya merusak masa depan olah raga Sulawesi Tengah***