POSO, PIJARSULAWESI.com- Pekerjaan proyek Pengecoran Kanal Dinding Beton di Desa Watuawu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), posisinya bergeser sekitar dua meter dari posisi awal setelah dilakukan penimbunan dan pemadatan material.
Pengawas proyek di Ke- PU-an, Jems Maringgi yang juga Korlap Lapangan proyek tersebut dikonfirmasi hal itu menjelaskan, pergeseran itu disebabkan pengaruh alam yang tidak dapat diprediksi oleh teknik manusia.
” Iya, (pergeseran) tidak bisa diprediksi kondisi alam dengan teknik manusia,” kata Jems saat menjawab pertanyaan media ini, baru- baru ini di Poso.
Ia mengklaim pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai spek. Namun kondisi alam, terutama gempa yang belum lama ini melanda Poso dan sekitarnya mengakibatkan ada sedikit pergeseran posisi dari posisi awal.
“Hampir dua meteran lah (pergeseran nya),” kata Jems, yang hampir 30 tahun bekerja di lapangan mengawasi proyek di ke- PU-an ini.
Menurut Jems Maringgi, kondisi alam dan gempa pekan lalu sudah bisa diprediksi akan sangat mempengaruhi pekerjaan proyek tersebut.
Sementara itu, Konsultan Pengawas Quality dan Quantity Proyek, Rahman, dikonfirmasi, Selasa (23/11/2021), menjelaskan kondisi pekerjaan proyek di Watuawu sudah sesuai spek fisik pekerjaan.
“Kondisi fisik proyek sudah sesuai spek. Ada alat test dari lab dari Palu,” ujar Rahman dihubungi melalui telepon selularnya.
Konsultan Quality dan Quantity pada Preservasi Jalan Tumora Posokota Tagolu Tentena dan Taripa ini bahkan mengklaim, proyek tersebut sudah dikerjakan sesuai design.
Sementara itu Hazim selaku PPK pada Balai Jalan Nasional Paket Preservasi Jalan Tumora, Tambarana, Poso Kota, Tagolu, Tentena dan Taripa menjawab pertanyaan media ini pada Selasa (23/11/2021), mengatakan apa yang media ini konfirmasi melalui dokumentasi yang ia terima, itu kondisinya terjadi akibat getaran gempa yang terjadi di Poso beberapa pekan lalu.
” Iya, itu terjadi setelah gempa, terjadi pergeseran,” ujar Hazim selaku PPK di BPJN Sulteng yang mengaku masih dalam perjalanan bersama rombongan Kepala BPJN Sulteng dan Direktur, Thomas Setiabudi Aden, M.Sc Eng.
” Secara spek, mutu betonnya berkualitas dan juga sudah dites. Tetap dikerjakan sesuai spek, termasuk beton cerucut 3 meter yang dipancang,” kata Hazim melalui handphonenya.
Namun yang yang pastinya katanya, pada saat ada gangguan alam semisalnya gempa, bangunan lainnya seperti jembatan tidak terjadi apa-apa.
Sementara itu, Humas Balai Jalan Nasional Wilayah Sulawesi Tengah, Yeni yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya membenarkan bahwa Kepala BPJN Sulteng Muh. Syukur lagi turun lapangan mendampingi Direktur Jalan dan Jembatan Kementerian PU-PR.
“Kabalai dan rombongan masih turun lapangan ke wilayah 3 hingga wilayah perbatasan,” pungkas Yeni.
Adapun warga Desa Watuawu, Eka Raupa saat bincang- bincang di kediamannya di Desa Watuawu sekitar lokasi pekerjaan proyek pembangunan Pengecoran Kanal Dinding Beton mengatakan, kondisi pekerjaan proyek mengalami penurunan ketika terjadi curah hujan yang cukup tinggi dua hari setelah penimbunan. Hal itu kemungkinan berpengaruh pada pergeseran beton karena gempa yang terjadi di Poso.
” Hujan cukup deras pada saat sudah dua hari ditimbun. Dan besoknya kami liat sudah bergeser, seperti yang terlihat saat ini,” pungkasnya. (Mardi/pijarsulawesi)
Kanal Dinding Beton Pengecoran di Desa Watuawu Bergeser, Ini Jawaban BPJN Sulteng
