James Maringgi, Pengawas Jalan Nasional yang Sudah Melakoni Pekerjaannya Sejak 30 Tahun Silam

Poso, Sulteng860 Dilihat

POSO, PIJARSULAWESI.com – Jika kita menyusuri ruas jalan dan jembatan nasional sepanjang Tumora – Posokota – Tagolu -Tentena dan Taripa, sosok James Maringgi akan terlihat sibuk mengatur dan mengawasi tenaga kerja yang mengerjakan proyek preservasi jalan sepanjang 149 kilometer meter tersebut.
Pekerjaan proyek preservasi yang melekat pada wilayah kerja BPJN Sulawesi Tengah tersebut, James Maringgi yang merupakan aparatur sipil Negara (ASN) PUPR BPJN Sulteng, harus menyiasatinya setiap hari dengan cara mengatur jadwal pantauan setiap titik pekerjaan agar seluruhnya bisa terpantau.
“Sepanjang 149 kilometer dari Tumora – Posokota. – Tagilolu, Tentena dan Taripa harus dipantau pekerjaannya,” kata James dalam bincang santai dengan media ini di kediamannya di Poso, Sulawesi Tengah, baru-baru ini.
James menceritakan, memantau dan melihat langsung kondisi pekerjaan di lapangan, seperti pengecoran jalan yang longsor, drainase dan pekerjaan tambal sulam (pacing-pacing) jalan berlubang, sudah menjadi rutinitas sehari-harinya yang sudah dilakoninya sekira 30 tahun.
” Iya, saya mulai menggeluti pekerjaan ini awalnya ketika masih honor selama 18 tahun di PU-PR. Setelah diangkat menjadi PNS sampai sekarang, rutinitas sehari-hari tetap semangat di jalan,” kata James Maringgi.
Sebagai ASN yang diberi tanggungjawab memantau kondisi ruas jalan nasional, James mengakui terkadang harus memberi edukasi dan pemahaman kepada pemerintah desa dan masyarakat agar tidak sembarang membuang sampah, botol dan kaleng kosong ke parit. Karena jika itu terjadi, percuma drainase (got) yang dibangun oleh pemerintah karena tidak terpelihara dengan baik.
“Yah, itu sering kami lakukan di mana desa ada pekerjaan proyek preservasi yang ditangani anggaran APBN ruas nasional , kami sampaikan agar dijaga dan pelihara. Dan jangan buang sampah sembarangan. Apalagi sisa-sisa tebangan kayu,” kata James mengingatkan.
Saat pandemi Covid-19 melanda Negara ini, termasuk wilayah Sulawesi Tengah, James mengakui bahwa pekerjaan yang sudah menjadi rutinitasnya sejak 30 tahun silam, tetap dilaksanakan dengan bersemangat dan penuh tanggungjawab.
Bahkan, terkadang di musim penghujan, ia diliputi perasaan was-was jika ada jalan yang longsor dan putus. “Itu sudah tanggung jawab yang negara percayakan. Sekecil apapun bentuknya harus dijalankan. Panas ataupun Hujan, tetap semangat di jalan raya,” ujarnya mengakhiri perbincangan. (MARDI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *