GIZ Indonesia dan Pemprov Sulteng  Luncurkan Kemitraan Pembangunan Terpadu untuk Kakao Berkelanjutan di Sektor  Publik dan Swasta

Sulteng227 Dilihat
iklan

PALU. PIJAR SULTENG.COM— GIZ Indonesia bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) dan sejumlah mitra dari sektor swasta resmi meluncurkan program Kemitraan Pembangunan Terpadu dengan Sektor Swasta atau Integrated Development Private Partnership (iDPP) untuk mendukung kakao berkelanjutan di Sulteng.

Acara peluncuran ini digelar Rabu ( 12/2/2025)  di Ruang Pogombo Sekretariat kantor Gubernur Sulteng.

Peluncuran tersebut dibuka secara resmi oleh Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura, melalui  oleh Dr. Ir. Simpra Tajang, M.Si, Kepala Bidang Produksi dan Perlindungan Tanaman, Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng.

Dalam kesempatan itu peluncuran itu diikuti dari 100 peserta dari berbagai kalangan.termasuk perwakilan dari pemerintah yang meliputi Kementerian Pertanian, serta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di lingkungan pemprov Sulteng, Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi dan Parigi Moutong.

Selain itu, mitra pembangunan dan sektor swasta yang turut hadir meliputi MARS, OFI, JB Cocoa, Mondelez, Guan Chong Berhard, Koltiva, Krakakoa, Rainforest Alliance, SNV, serta perwakilan dari universitas dan media.

Dalam sambutan Gubernur Sulteng yang dibacakan oleh Dr. Ir. Simpra Tajang, M.Si menyampaikan bahwa pada tahun 2019, Indonesia merupakan penghasil biji kakao terbesar ketiga dunia, setelah Ghana dan Pantai Gading.

Namun pada pada tahun 2021 (berdasarkan laporan ICCO/Organisasi kakao Dunia) posisi Indonesia turun ke peringkat tujuh penghasil biji kakao dunia setelah Pantai Gading, Ghana, Ekuador, Kamerun, Nigeria dan Brazil.

Meski demikian, Sulteng  merupakan penghasil biji kakao terbesar di Indonesia selama hampir dua dekade.

Statistik Kakao Indonesia tahun 2017 menunjukan bahwa produksi kakao Sulawesi Tengah mencapai 124,9 ribu ton atau 19,05% dari total produksi nasional, dengan luas area tanam 289,2 ribu hektar. Pada tahun 2022, produksi kakao Sulawesi Tengah masih terbesar nasional, yaitu 130,8 ribu ton atau 22.11% dari produksi nasional dengan luas tanam 274 ribu hektar.

Dari data ini terlihat kecenderungan kenaikan produksi sebesar 5,9 ribu ton, namun di sisi lain terjadi penurunan luas tanam kakao sebanyak 15.200 hektar dalam lima tahun.

“Data tersebut menunjukan bahwa kondisi pertanaman kakao di Sulawesi Tengah, dan secara nasional, sedang tidak baik-baik saja. Oleh karena itu perlu upaya bersama untuk mengembalikan kejayaan kakao Sulteng. Apa yang kita laksanakan hari ini bersama GIZ dan mitra-mitra dari sektor swasta adalah langka yang tepat dan strategis’, jelas Dr. Ir. Simpra Tajang, M.Si,

Sementara itu, Koordinator GIZ Sulteng, Dr. Ismet Khaeruddin menjelaskan bahwa iDPP merupakan salah satu pendekatan strategis GIZ untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di sektor pertanian dengan menghubungkan kepentingan mitra sektor publik dan swasta untuk menciptakan dampak jangka panjang bagi pertanian berkelanjutan yang memberdayakan petani kecil.

iDPP bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi pemangku kepentingan di sektor kakao dari tingkat lokal, nasional dan global.

Sebelumnya, pada periode 2022-2024, GIZ telah bekerjasama dengan JB Cocoa dan OFI dalam Proyek SASCI+ (Sustainability and Value Added in Agriculture Supply Chain in Indonesia) di Cagar Biosfer Lore Lindu Sulawesi Tengah dan telah menjangkau 6000 petani hingga tahun 2024.

Namun, menyadari masih adanya tantangan serta kebutuhan untuk mempercepat transformasi menuju sistem kakao yang lebih berkelanjutan dan meningkatkan mata pencaharian petani,

Proyek ini diperluas ke wilayah Kabupaten Parigi Moutong. Dengan perluasan ini, jumlah petani yang terlibat akan meningkat menjadi 9000 petani, serta melibatkan MARS sebagai mitra baru dalam kerja sama iDPP untuk periode 2025-ngga 2027.

Kemitraan ini diharapkan dapat memperkuat sektor kakao Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani melalui praktik pertanian berkelanjutan, peningkatan produktivitas, dan akses pasar yang lebih baik.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *