Belum Setahun, Proyek Jalan Rabat Beton di Desa Taopa Utara Dikerjakan. Kini Sudah Rusak,  Kades Minta Audit

Daerah, Parigi299 Dilihat
iklan

PARIMO. PIJARSULTENG. COM, – Belum genap satu tahun, proyek jalan rabat beton di  DesaTaopa Utara Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) menggunakan alokasi  dana DAU pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Parimo tahun 2024, pagu  senilai Rp 1,2 Miliar atau Rp. 1.294.095.400,00, tapi saat ini kondisi jalan Rabat beton itu sudah rusak parah.


“Belum genap satu tahun pengerjaannya sudah rusak parah. Padahal  selesai kontrak kerjanya bulan November  tahun 2024,” ungkap Riman Kades Desa Taupa, Selasa (11/3/2025).

Pantauan di lokasi, terlihat retakan bahkan batu berserakan,  nampak sudah rusak dan amblas.

Baca JugaProyek Jalan Rabat Beton Di Desa Taopa Utara Di Duga Tidak Sesuai Spesifikasi

Padahal dirinya berharap program  pembangunan jalan ini  bisa sampai ke titik jalan trans sulawesi  dengan panjang 1,8 km,  sebab tahun 2024 baru sempat terdanai  Rp 1 Miliar, dengan panjang 925 meter itupun hasilnya sangat tidak  memuaskan,

baru  beberapa bulan selesai pengerjaannya, sudah mengelupas lapisan atasnya, bahkan  sudah terdapat beberapa lubang.

“Tahun 2024   pengerjaan rabat beton, direncakan 1,8 Km karena dananya tak cukup jadi dibagi dua tahapan pekerjaan. Tahap 1 baru bisa dikerjakan sepanjang 925 meter rencana pekerjaan lanjutan tahap 2 nya bakal  dikerjakan tahun ini  2025. Tapi liat Kondisi jalan seperti ini sudah tampak rusak.  Untuk apa dilanjutkan kalau pun dilanjutkan minta diaudit dulu rekanannya dari CV Bolle, diduga ada permainan dalam melakukan  pekerjaan  ini terkesan asal jadi.” jelasnya.

Jika melihat kondisi, pengerjaan jalan sejak awal tidak beres. Ini bukan hanya masalah kualitas tetapi perencanaan dan pengawasan pun  lemah.

“Perbaikan jalan diduga hanya untuk meraup keuntungan sendiri. ” timpal Kades.

Baca JugaPUPRP Parimo Komitmen, Apabila Pekerjaan Tidak Sesuai Mutu Bakal Tidak Dibayarkan

Untuk itu, pihaknya  mendesak Inspektorat segera melakukan audit ulang proyek bangunan jalan rabat beton tersebut.

“Diminta agar inspektorat segera mengaudit pembanguan  jalan rabat beton tahun 2024 di Desa Taopa .” pintanya.

Pasalnya, warga  dan tokoh masyarakat  kecamatan memprotes, tidak terima fisik pekerjaan jalan yang telah  dikerjakan oleh pihak pelaksana CV Bolle Cipta Sejahtera, dengan kontrak per tanggal 1 Juni 2024, dikerjakan 180 hari terhitung sampai kontrak habis November 2024.

Saat itu dirinya juga sudah pernah mengingatkan kala itu realisasi pekerjaan  dikerjakan masih seperempat kilometer, sehingga pihaknya telah menegur pelaksana melalui pengawas lapangan,  untuk memperhatikan mutu pekerjaan tersebut karena sudah kelihatan ada kerusakan. Selain intu banyak menerima masukan dari beberapa warga.

Warga meyakini pekerjaan itu dikerjakan secara asal terlihat penghamparan trenase batu split, ada yang lebarnya kurang dan ada juga ketebalannya tidak sesuai dengan petunjuk/ pemadatan dasar badan jalan meskipun ada sebagian yang pas dan ada yang belum maksimal apalagi memakai batu krokos. Pasir urug dibawah cansteen dan dibawah coor rabat beton pun tak nampak.

” Kala itu, saya sudah ingatkan  sebab banyak laporan dari warga yang paham tentang konstruksi menyampaikan tentang kualitas pekerjaan rabat beton itu. Makanya beberapa kali aparat desa turun langsung melakukan infeksi mengecek kebenaran proyek yang dikerjakan secara asal itu. Dan ternyata betul adanya. Padahal saya  berulang – ulang ingatkan untuk selalu memperhatikan kualitasnya jangan asal kerja “Jelas Kades kecewa.

Diluar dari ekpektasi, pihaknya berharap dengan adanya pembangunan proyek itu yang sudah diimpikan  sejak 15 tahun lalu menghilangkan ke tak berdayaan pengguna jalan. Namun, apa hendak dikata ternyata jalan yang sudah lama diimpikan itu pun rusak tak sampai setahun.

” Sedangkan kami saja masyarakat yang tak paham konstruksi bisa mengetahui kualitas pekerjaan rabat beton yang dikerjakan itu, ” Jelasnya.

Sementara salah satu warga Gazali (30) diamini warga lainnya menilai pekerjaan itu tidak sesuai, ia menggambarkan batu saja yang digunakan bukan batu split tapi batu sebesar biji mangga. Campuran 1:2:3. Cansteen tidak menggunakan pasir urug dibawahnya. Begitu juga dibawah coor rabat.

” Padahal kami sebagai pengguna jalan itu ingin agar jalan yang telah dibangun bertahan lama. intinya pekerjaan di desanya itu sesuai mutu karena akses satu – satunya di desa itu, menuju ibu kota kecamatan juga merupakan jalan masyarakat umum ke perkebunan , “harap Gazali.

Kala itu media ini telah melakukan konfirmasi ke pihak Kepala bidang (Kabid) Bina Marga dan Jasa Konstruksi PUPRP, Wayan Mudana dan beliau menjelaskan jika pekerjaan yang dilaksanakan oleh rekanan atau kontraktor tidak sesuai spesifikasi maka tidak akan dibayarkan pencairan akan di pending sampai semua persyaratan terpenuhi, ” Jelas Wayan Budana medio November 2024.

Begitu juga  oleh PPATKnya, Abtas menggambarkan katanya dalam hal pekerjaan yang dilaksanakan itu ada dua hal penilaian dilakukan, yakni  harus menjaga kualitas mutu beton dan volume Rabat beton yang dikerjakan tersebut.

” Nanti mutu betonnya bisa diuji dilaboratorium apakah pekerjaan yang dikerjakan kebanyakan air atau bagaiamana seandainya retak – retak. Selain itu volume pekerjaan apakah cukup atau tidak, ” Jelas Abtas saat itu untuk pertama kali di konfirmasi.

Namun Komitmen itu tak kenyataan direalisasikan padahal beliau sempat turun  melakukan peninjauan memberikan arahan kepada mereka tentang pentingnya mutu beton itu. Bahkan diminta ke rekanannya untuk semua pekerja perhatikan campuran adukan 1:2:3.Tapi entah kenapa jalan rabat beton itu tidak sesuai target yang diharapkan.

Kades dan warga Desa Taopa meminta untuk pihak inspektorat turun melakukan audit sebelum dilanjutkan pekerjaan selanjutnya. YUN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *