PARIMO PIJARSULTENG. COM.- Pembangunan Jalan Lingkungan sepanjang 1 Km yang sedang dikerjakan di Desa Taopa Utara Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) di duga pembangunan jalan rabat beton tersebut, tidak sesuai Spesifikasi sehingga menunai kontroversi.
Pasalnya, warga dan tokoh masyarakat kecamatan memprotes dan tidak terima fisik pekerjaan jalan yang telah dikerjakan sepanjang 1Km oleh pihak pelaksana CV Bolle Cipta Sejahtera, dengan kontrak per tanggal 1 Juni 2024, dikerjakan 180 hari terhitung sampai bulan November tahun ini.
“Saat ini realisasi pekerjaan yang dikerjakan sudah seperempat kilometer, sehingga pihaknya telah menegur pelaksana melalui pengawas lapangan. ” jelas Kades
Adapun pagu yang digelontorkan senilai Rp 1,2 Miliar atau Rp. 1.294.095.400,00, menggunakan alokasi dana DAU pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Parimo.
Warga meyakini pekerjaan itu dikerjakan secara asal terlihat penghamparan trenase batu split, ada yang lebarnya kurang dan ada juga ketebalannya tidak sesuai dengan petunjuk/ pemadatan dasar badan jalan ada sebagian yang pas dan ada yang belum maksimal apalagi memakai batu krokos.
Selain itu pasir urug dibawah casnteen dan dibawah coor rabat beton tak nampak.
” Saya sudah menerima masukan dan penyampaian beberapa warga yang paham terkait konstruksi jalan. Untuk itu saya bersama aparat desa turun langsung melakukan infeksi mengecek kebenaran proyek yang dikerjakan secara asal itu. Dan ternyata betul adanya. “Jelas Kades kecewa.
Padahal pihaknya berharap dengan adanya pembangunan proyek itu yang sudah diimpikan sejak 15 tahun lalu menghilangkan ke tak berdayaan pengguna jalan. Namun, apa hendak dikata jika seandainya jalannya yang dibangun juga cepat hancur.
Untuk itu dirinya sebagai kades perlu mempertanyakan apakah pekerjaan itu dihentikan atau dilanjutkan tapi jika dilanjutkan harus sesuai dengan spesifikasi yang diisyaratkan.
” Sedangkan kami saja masyarakat yang tak paham konstruksi bisa mengetahui kualitas pekerjaan Rabat beton yang dilaksanakan. Sehingga saya meminta agar pelaksananya untuk mempertimbangkan mutu beton Rabat tersebut, karena yang melalui jalan ini kebanyakan kendaraan roda empat bahkan mobil besar juga. Apalagi pembangunan jalan ini lebih dari 1 KM, ” harapnya.
Sementara salah satu warga Gazali (30) diamini warga lainnya menilai pekerjaan itu tidak sesuai, ia menggambarkan batu saja yang digunakan bukan batu split tapi batu sebesar biji mangga. Campuran 1:2:3. Casnten tidak menggunakan pasir urug dibawahnya. Begitu juga dibawah cor Rabat.
” Padahal kami sebagai pengguna jalan itu ingin agar jalan yang telah dibangun bertahan lama. intinya pekerjaan di desanya itu sesuai mutu harap Gazali. YUN