Kurangnya Sanitasi Sumbang Angka Stunting di Popisi – Banggai Tengah

Daerah, Sulteng552 Dilihat

BANGGAI.PIJARSULTENG.COM,- Desa Popisi salah satu desa yang berada di Banggai Tengah memiliki jumlah kepala keluarganya 237, mayoritas pencahariannya nelayan.

BKKBN Sulteng gelar penyuluhan terkait Stanting di Banggai Tengah.Foto : Istimewah
BKKBN Sulteng gelar penyuluhan terkait Stanting di Banggai Tengah.Foto : Istimewah

” Stunting di Desa Popisi sendiri berjumlah lima orang disebabkan oleh kurangnya sanitasi yang memadai karena jamban di Desa tersebut minim tepatnya baru siap itu 17 jamban”, ucap Sekretaris Desa Popisi Kecamatan Banggai Tengah, Wisman dalam sambutannya pada kegiatan penilaian lapangan dalam seleksi lomba kampung Keluarga Berkualitas tingkat Provinsi yang dilaksanakan di Balai Terapung Desa Popisi pada Kamis (17/08/2023).

Bersama OPD daerah yang terkait dan warga usai penyuluhan Stanting menyempatkan mengabadikan gambar.foto : Istimewa

Kegiatan ini bertujuan untuk mengapresiasi Kampung KB dengan status Mandiri yang telah melaksanakan pengelolaan secara baik.

Baca Juga2022, BKKBN Sulteng Pertahankan Prestasi Standar Pelayanan, Kaper BKKN Sulteng: PR Penting

Lebih lanjut, Ketua Tim Kerja Pengendalian Penduduk (Dalduk) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah ( Sulteng), Muh. Rosni, SE., M.Si menjelaskan bahwa masyarakat perlu memperbaiki pola hidupnya demi mempercepat penurunan stunting di Desa Popisi, salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan kembali Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).

Lima Kediaman warga yang didaftar masuk stanting sangat memprihatinkan.foto : Istimewa
Bersama OPD daerah yang terkait dan warga usai penyuluhan Stanting menyempatkan mengabadikan gambar.foto : Istimewa

“Manfaatkan kembali DASHAT dalam memberikan makanan yang berbahan pangan lokal atau makanan bergizi kepada berisiko stunting”, jelasnya.

Baca JugaBKKBN Gelar Nonton Video Stunting Bareng dengan Warga Tolitoli

Anggota Tim Kerja Dalduk, Tanti Alrizda, S.Pd berharap agar pemerintah Desa dapat memberikan bantuan anggaran untuk menjalankan program DASHAT agar setiap posyandu dapat diadakan menu DASHAT yang berbeda-beda.

Tanti menambahkan bahwa anak-anak yang beresiko stunting memerlukan pendampingan khusus.

“Anak yang beresiko Stunting diperlukan pendampingan khusus dalam pemberian makanan tambahan dari kader DASHAT”, ujarnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *