PALU. PIJARSULTENG. COM – Universitas Tadulako (Untad) mengajak kerja sama Founder Hannah Asa Indonesia, Mardiyah, menjadi praktisi untuk mengajar di Fakultas Kehutanan, Jumat (30/8/2024), pukul 10.00 Wita.
Pertemuan ini berlangsung di Fakultas Kehutanan Untad, Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu.
Baca Juga : Pemkab Donggala dan FISIP Untad Jalin Kerjasama, Gelar Seminar Partisipasi Masyarakat di Pilkada
Koordinator program studi Fakultas Kehutanan Untad, Dr. Ir. Abdul Rosyid., M.Si, menyampaikan, praktisi yang akan mengajar wajib memiliki pengalaman di bidangnya, agar mampu menumbuhkan jiwa usaha pada mahasiswa.
“Yang pertama, kami menginginkan dosen praktisi untuk matakuliah Kewirausahaan yang betul-betul sebagai pelaku usaha, jadi dari pengalaman-pengalamannya itu bisa ditularkan pada mahasiswa.
Mengenai bagaimana berusaha dari awal, menumbuhkan jiwa usaha, dan itu tidak gampang, kalau bukan orang yang berpengalaman,” ucapnya.
Ia juga ingin mahasiswanya tidak hanya menguasai teori saja, namun juga dapat mengimplementasikannya dalam bentuk kegiatan.
“Jika hanya sekedar teori-teori mungkin banyak orang yang bisa. Tapi kalau hanya teori apalagi praktisinya bukan pelaku usaha, akhirnya nanti tidak efektif dalam menumbuhkan jiwa enterpreneur pada mahasiswa,” tambah Rosyid.
Koordinator program studi Fakultas Kehutanan berharap, dengan adanya praktisi mengajar dari Hannah Asa Indonesia, dapat membantu menumbuhkan Motivasi dan Inspirasi untuk berwirausaha
Serta mahasiswa dapat berinovasi dan sistem pembelajaran tidak hanya melalui tatap muka, namun bisa dilakukan di lokasi usaha atau di UMKM mitra Hannah Asa Indonesia
“Pertama, pembelajaran yang bisa menumbuhkan kreativitas mahasiswa, mahasiswa bisa berinovasi. Jadi dalam system pembelajaran tatap muka bukan berarti harus tatap muka di kelas, namun bisa dimana saja, ya tentu yang berhubungan dengan muatan pembelajaran,” ujarnya.
Ia menginginkan proses pembelajaran tersebut berjalan secara interaktif, dosen tidak hanya memberikan materi-materi teks book pada mahasiswa satu arah.
“Jadi tergali wawasan mahasiswa, inspirasinya, kreativitasnya tergali, tumbuh juga kreativitas dan inovasinya, kita harapkan berjalan metode dua arah,” harapnya.
Wakil Dekan Fakultas Kehutanan Untad, Dr. Ir. Bau Toknok, SP., MP. turut menyebutkan bahwa mahasiswa disediakan bantuan modal untuk usaha dari Universitas. Namun, masih belum banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa kehutanan.
“Sebenarnya di universitas melalui UPA. Pengembangan Karier dan Kewirausahaan dalam beberapa waktu ini ada alokasi yang bisa diakses mahasiswa untuk modal awal usaha. Juga dari program Belmawa. Namun, masih banyak mahasiswa yang bingung untuk memulai usaha dengan memanfaatkan fasilitas tersebut, karena memang mahasiswa kita belum kepikiran atau masih bingun mau usaha apa gitu,” sebutnya.
Founder Hannah Asa Indonesia, Mardiyah, mengucapkan, pihaknya akan membantu para mahasiswa agar ide-ide usaha lebih terarah dan kreatif juga inovatif.
“Insyaa Allah kita bisa, karena saya punya keyakinan di situ,” ucapnya.
Ia mengatakan, akan turut membantu membuat perencanaan pensiun dan keuangan rumah tangga untuk para dosen Fakultas Kehutanan Untad.
“Saya pengen bagi juga cara mudah untuk melakukan perencanaan pensiun serta keuangan rumah tangga untuk dosen-dosen termasuk menetapkan besarnya dana pensiun serta berapa kebutuhan pensiun yang ideal, supaya bisa mulai diatur dari sekarang, karena kesalahan terbesar yang dilakukan banyak orang adalah menunda persiapan pensiun” kata Mardiyah. (***)