Kinerja Perbankan di Sulteng Triwulan III Tumbuh Signifikan

Ekonomi595 Dilihat

PALU, PIJARSULTENG.COM – Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) perwakilan provinsi Sulawesi Tengah ( Sulteng) menilai stabilitas sistem keuangan sampai saat ini tetap terjaga dengan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan yang terus tumbuh di tengah meningkatnya tekanan inflasi dan pelemahan ekonomi global.

Kerja pengaturan dan pengawasan yang solid akan terus dilakukan OJK untuk menjaga stabilitas industri jasa keuangan dengan senantiasa memonitor perkembangan perekonomian global dan domestik setiap waktu.
“OJK selalu bersiaga menyiapkan berbagai kebijakan yang dibutuhkan dan selalu berkoordinasi dengan Pemerintah, Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan,” jelas Triono Raharjo Ketua OJK Sulteng dalam keterangannya dihadapan para insan pers di kegiatan.Jurnalist Update perkembangan kinerja industri jasa keuangan OJK di salah satu cafe di Kota Palu, Selasa (25/10/2022).

Baca jugaOJK Gelar Literasi Keuangan kepada Pelaku UMKM dan IRT di Donggala

Lanjut Triono Raharjo update kinerja industri jasa keuangan di Sulteng mulai dari perkembangan perbankan meliputi asset, DPK dan kredit. Triwulan III 2022, mengalami pertumbuhan yang Positif secara year on year untuk Aset 19,74 persen, DPK 8,69 persen dan Kredit 16,41 persen.
Kemudian perkembangan perbankan dari kegiatan usaha, jenis bank meliputi bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), portofolio kredit, portofolio DPK, penyaluran kredit dan perkembangan NPL, perkembangan pasar modal, perkembangan jasa keuangan non bank, perkembangan fintech yang berizin, pinjaman online illegal dan layanan pengaduan konsumen.
“Untuk tingkat risiko kredit perbankan di Sulteng, masih tetap terjaga di posisi 1.88 persen dan berada di bawah ambang batas (threshold) NPL sebesar 5 persen. Adapun indicator fungsi intermediasi (LDR) mencapai 141.18 persen,” tutur Triono Raharjo.
Terkait perkembangan perbankan berdasarkan jenis usaha, secara keseluruhan, share perbankan konvensional di Sulawesi Tengah masih di atas 90 persen. Namun demikian, Aset, Kredit, dan DPK perbankan syariah di Sulawesi Tengah tetap tumbuh secara konsisten.
Sementara terkait perkembangan perbankan berdasarkan jenis bank, aset dan kredit bank umum tumbuh positif baik secara year on year maupun year on date, hanya saja untuk DPK terjadi penurunan akibat perlambatan ekonomi. Namun demikian, justru terjadi pertumbuhan positif pada DPK BPR yang jumlah aset dan kreditnya menurun.
Untuk kredit, berdasarkan jenis penggunaan, kredit produktif mencapai nominal Rp21,520 miliar (tumbuh 30.75 persen yoy) dan kredit konsumstif mencapai Rp20,150 Milliar (tumbuh 6.39 persen yoy).
“Berdasarkan sektor ekonomi, didominasi oleh kepemilikan peralatan rumah tangga sebesar Rp17,531 Milliar atau 42.07 persen,” kata Triono Raharjo
Untuk Portofolio DPK, sampai dengan September 2022, penghimpunan DPK tercatat sebesar Rp31,11 Triliun atau tumbuh sebesar 8.69 persen yoy. DPK didominasi oleh tabungan sebesar Rp16.369 Miliar dengan share mencapai 54.81 persen dan selanjutnya disusul dengan Giro sebesar Rp7.369 Miliar (24.10 perse) dan deposito sebesar Rp7.372 Miliar (21.09 persen).
Sementara untuk penyaluran kredit, Kota Palu masih yang tertinggi yakni Rp19,2 Triliun, disusul Banggai Rp8,95 Triliun, Tolitoli Rp3,83 Triliun, Parigi Moutong Rp3,13 Triliun dan Poso Rp2,44 Triliun.
Sementara perkembangan pasar modal di Sulteng, untuk tingkat inklusi di sektor Pasar Modal tumbuh secara konsisten dengan jumlah rekening per September 2022 sebanyak 64.823 rekening dengan nominal transaksi mencapai Rp697 Miliar.
Untuk perkembangan Pinjaman Online (Panjol), OJK Perwakilan Sulteng mencatat ada 102 yang memiliki izin dan 4.265 yang illegal atau tidak memiliki izin.
“Sepanjang tahun 2022 ini, telah diterima permohonan informasi debitur sebanyak 3.527 dengan total layanan konsumen sebanyak 185 layanan,” jelas Triono Raharjo.
Sementara Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulteng Putri Irnawati dalam kesempatan itu menyampaikan, hingga September 2022 jumlah investor di pasar modal sudah mencapai 16.539 yang tersebar di beberapa daerah di Sulteng.
“Alhamdulilah nilai investasi di pasar modal hingga September 2022 ini mencapai Rp700 miliar dengan tertinggi di Tolitoli disusul Kota Palu dan Banggai,” jelas Putri.
Sedangkan Consumer Banking Manager BRI KC Palu Sumarno, mengimbau kepada masyarakat khususnya para nasabah BRI agar tidak mudah tertipu dari ulah orang – orang yang tidak bertanggung jawab dengan berbagai modus penipuan.
“Khusus untuk para nasabah BRI pengguna mobile banking, jangan pernah memberikan user name dan pasword kepada siapapun termasuk petugas BRI,” tandasnya.
Dalam kegiatan ini hadir sebagai narasumber yakni Kepala OJK Sulteng Triono Raharjo, Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulteng Putri Irnawati dan Consumer Banking Manager BRI KC Palu Sumarno.SAH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed