PALU, PIJARSULAWESI.com – Gema Lentera Peduli Tadulako sebagai organisasi berbasis komunitas yang peduli terhadap HIV/Aids untuk Sulawesi Tengah (Sulteng) menggagas media gathering bersama insan pers.
Dalam media gathering yang dilaksanakan oleh Konsorsium Maleo Sulteng dan KDS Sampesuvuku tersebut menghadirkan mantan Ketua AJI Palu, Iwan Lapasere sebagai narasumber. Pengurus AJI Pusat ini membawakan materi Penulisan Berita yang Perspektif Gender dan Ramah Komunitas Gender Seksualitas.
Direktur Gema Lentera Maleo, Suharlin S. Sabani mengatakan pihaknya tahun ini melakukan kegiatan dengan program membangun ketangguhan komunitas gender seksualitas di Sulteng. Hal ini dimaksudkan untuk membangun pemahaman bagi pelaku media yang persfektif gender. Selain itu untuk membangun pemahaman terkait pemberitaan media yang bermartabat terkait komunitas.
“Giat kali ini membahas masalah persfektif gender salah satu poinnya tentang KGS karena masih kuatnya peran dan pengaruh agama di Sulteng, banyak yang belum menerima kehadiran KGS karena dianggap sebagai sumber penularan HIV – Aids,” kata Suharlin di hadapan sejumlah awak media, Selasa (25/1/2022), di sekretariat YLBH APIK Sulteng di Desa Kalukubula, Kabupaten Sigi.
Sementara Fasilitator Refresentatif Gender, Agus Saleh Tampakatu memberikan gambaran tentang keberadaan program yang tengah dijalankan tersebut, tidak lain agar bisa membangun kesepahaman dan koordinasi dengan pemerintah lokal.
“Makanya kita memerlukan upaya advokasi dengan melakukan pertemuan koordinasi secara berkala. Pendekatan yang perlu dibangun adalah mengajak pemerintah turut aktif merespon isu perlindungan masyarakat, di mana sebagai LSM, Maleo dan Sampesuvuku, mendukung program pemerintah, sehingga tercipta koordinasi dengan pemerintah, utamanya dinas terkait, LSM dan stakeholder lainnya,” kata Agus.
Agus Saleh juga menggambarkan kasus KGS selama 1 tahun terakhir, di mana terdapat empat portal berita online lokal merilis berita diskriminatif gender.
“Ini baru kasus yang terlapor atau diketahui oleh paralegal inklusi,” ungkap Agus.
Nah, untuk memperkuat peran komunitas dan penerimaan di level masyarakat, pihaknya melakukan diskusi yang dikemas dalam bentuk media gathering, mengangkat isu yang umum di masyarakat.
” Isu yang bisa diangkat yaitu terkait perlindungan, anti diskriminatif dan kekerasan berbasis gender. Hal ini sebagai strategi karena tidak semua pihak punya penerimaan yang sama atas isu komunitas. Perlu pengantar agar masyarakat mengetahui setiap orang punya hak sama dan sebagai kelompok rentan memiliki risiko apa saja,” ujar Agus.
“Peran media dalam memuat pemberitaan juga sangat penting,” tambahnya. SAH
Gema Lentera Tadulako Gelar Media Gathering Bersama Insan Pers
