Balai Bahasa Sulteng, Luncurkan 42 Buku Terjemahan Cerita Anak Dwibahasa

Palu51 Dilihat
iklan

PALU.PIJARSULTENG.COM- Balai Bahasa Sulawesi Tengah (Sulteng) meluncurkan 42 buku terjemahan cerita anak dwibahasa, di Aula  MAN 2 Palu, Sabtu (28/12/2024).

Kepala Balai Bahasa Dr. Asrif M.Hum., dalam sambutanya mengatakan, dalam kurun waktu dua tahun ini  sejak 2023 – 2024 Balai Bahasa telah melahirkan buku cerita dwibahasa (dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia).

Kata dia, program peluncuran buku dwibahasa itu, merupakan upaya Balai Bahasa dalam melestarikan bahasa daerah di Provinsi Sulteng.

Peluncuran buku ini, merupakan proses yang cukup panjang bersama puluhan penulis dari berbagai kabupaten di Sulteng sehingga melahirkan 42 judul buku bacaan anak. Hal itu merupakan  kebanggaan tersendiri bagi Balai Bahasa.

“Program ini tidak sekadar peluncuran buku bahasa daerah. Kehadiran buku ini juga sebagai perlindungan bahasa daerah kita. Sehingga saya mengajak untuk  berkarya menggunakan bahasa daerah kita,” jelasnya.

Dalam prosesnya, wujudkan peluncuran buku itu, kendati Balai Bahasa menghadirkan pemateri profesional, agar hasilnya bisa maksimal  sehingga bacaan anak berstandar nasional bisa terealisasi dengan baik.

Apalagi di daerah ini, tersedia orang – orang yang terlatih menulis berbahasa daerah di Sulteng. ” Kita Ketahui Bahasa daerah di Sulteng cukup banyak ragam juga seperti bahasa Bunta, bahasa Kaili dan masih banyak dialek bahasa daerah lainnya. Ini semua bisa memberikan warna bagi penulis dan pesan kepada pemerintah.

“Semoga buku anak yang diterbitkan Balai Bahasa, dapat memicu dan memacu minat baca di Sulteng., selama ini minat baca kita, nomor tiga dari bawah tingkat nasional. Ini diharapkan, bisa meningkatkan minat baca kita di daerah ini,” ungkapnya.

Lanjut Asrif,  dalam pesan terakhirnya di kegiatan ini pihaknya berharap agar kegiatan seperti ini bukan hanya sekali dalam setahun tapi perlu di tingkatkan frekuensinya setidaknya dapat mendongkrak Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) di Sulteng

“Kita tidak boleh malu menunjukkan bahasa daerah kita. ‘Sampe namate yaku to Kaili’, Kalau kita tidak bangga pada identitas, maka komunitas itu akan hilang. Sebab bahasa adalah identitas daerah,” tegasnya.

Kegiatan yang dilaksanakan kali ini  dibuka Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu, Syamsul Saifudin.

Dalam sambutannya Syamsul Saifudin mengatakan, Betapa pentingnya literasi untuk masyarakat karena literasi mampu masuk dalam segala aspek kehidupan.

“Literasi untuk kesejahteraan, dan memang kemampuan literasi bisa meningkatkan taraf hidup seseorang,” ucap Syamsul.

Kata Syamsul, pihaknya juga telah menyasar desa dan kelurahan, begitu juga door to door ke rumah-rumah ibadah untuk memberikan layanan baca pada masyarakat.

“Pentingnya kolaborasi ini adalah bagian untuk meningkatkan literasi masyarakat Sulawesi Tengah,” tutup Syamsul.

Kegiatan peluncuran buku terjemahan cerita anak dwibahasa ini juga dihadiri Pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng dan Kabupaten Donggala.YUN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *