Sekolah Lansia BKL Resmi menjadi Pelopor Pendidikan Lansia di Palu

Uncategorized133 Dilihat

PALU. PIJARSULTENG.ID– Sekolah lanjut usia (Lansia) Bina Keluarga Lansia (BKL) Seroja resmi menjadi pelopor pendidikan lansia pertama di Kota Palu. Bertempat di Yayasan Ar Rahman, Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Rabu (14/5/2025).

Kepala Kementerian Kependudukan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Perwakilan BKKBN Sulawesi Tengah Tenny C. Soriton, S.Sos., MM, bersama Ketua TP-PKK Kota Palu Hj. Dyah Puspita, S.AP., M.AP. melaunching sekaligus menandai langkah maju dalam penguatan peran dan kualitas hidup warga senior di wilayah ini.

Tenny menjelaskan bahwa sekolah lansia adalah pendidikan non-formal berbasis komunitas dengan pendekatan andragogi, yang menyesuaikan metode belajar dengan kebutuhan lansia.

“Di sini para lansia mendapatkan akses untuk belajar, berbagi pengalaman, meningkatkan kualitas hidup, serta memperkuat jejaring sosial antar sesama,” ujarnya.

Sebagai bentuk simbolik, terdapat level pembelajaran seperti S1, S2, dan S3, yang menggambarkan jenjang belajar sesuai kapasitas peserta.

“Sekolah lansia bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat tumbuh bersama, berkumpul, bersosialisasi, berbagi, dan merasa dihargai” tegas Tenny.

Senada dengan itu, Kepala Yayasan Ar Rahman, Irwandi S. Nurhamidin, mengungkapkan bahwa merawat lansia bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga membawa banyak keberkahan.

“Kalau kita mengurus orang-orang tua, daerah kita ini dijaga. Kita dapat tampias (percikan) dari doa-doa mereka” ujarnya.

Selama 16 tahun terakhir, Irwandi telah membina lebih dari 1.200 lansia melalui berbagai kegiatan spiritual dan sosial. Di antaranya, kegiatan rutin Jumat malam Ahad, khatam Quran setiap bulan, dan wisata religi dari masjid ke masjid.

“Kami ingin lansia tidak hanya menjadi penjaga cucu atau pembantu di rumah. Tapi bagaimana di sisa usia emasnya, mereka bisa menuntut ilmu dan hidup bahagia. Sekolah lansia ini hadir untuk itu” jelasnya.

Irwandi menekankan bahwa sekolah lansia bukan tempat tekanan akademis, melainkan ruang yang menyenangkan dan membahagiakan.

“Sekolah lansia ini menyenangkan. Menggembirakan. Bukan murid mengikuti guru, tapi guru yang mengikuti murid. Tidak usah bakipir pikir buat makalah atau kerja PR. Masuk sekolah senang-senang dan pulang dengan senyum” tambahnya.

Sementara itu Ketua TP-PKK Kota Palu, Hj. Dyah Puspita, menambahkan bahwa proses penuaan adalah hal alami yang harus disikapi dengan kesiapan fisik, psikososial, dan spiritual.

“Faktor usia tidak bisa lepas dari lansia. Ibu-ibu, bapak-bapak harus ikhlas. Salah satu cara menjaga semangat adalah dengan menerapkan 7 dimensi lansia tangguh, termasuk melatih otak dengan teka-teki silang atau main catur” tuturnya.

Sambil tersenyum, ia menambahkan, “Berarti saya tidak boleh larang-larang Pak Wali main catur ya, karena bagus untuk melatih otak sat set atur strategi” ucapnya.

Turut hadir paa kegiatan ini oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan kota Palu, Dinas Sosial Kota Palu, Camat Tatanga, Lurah Duyu, Kepala Puskesmas Sangurara Duyu, Kepala Sekolah Pelita Hati Kabupaten Sigi Serta tokoh-tokoh masyarakat. _Lanyolla_

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *